Bertebaran manik-manik
Dalam gumpalan kapas di apungan
Termendap
Memandi bumi
Indahnya salju dijunjung
Namun junjungan hanya sementara
Pesonanya hanya sedetik
Sedetik itulah seluruhan jiwa bergembira
Salju terus memandi bumi
Seluruhan jiwa menyepi
Menonton dari tetingkap di balik lelangsir
Mengharap salju dihenti
Salju
Yang pesonanya hanya sedetik
Cair dalam genggaman
Licin bila diinjak
Kotor masa berlalu
Meliar tatkala berbondong
Dirindui sewaktu tiada
Dibenci di depan mata
Kelesuan salju
Persis manusia
Tanpa ayatNya
Cantik di permukaan... tandus di dalam,
Kerna salju,
Melupakan warna asalnya.
Dari kosong ia hadir, kepada kosong ia berakhir.
1 Januari 2012
Nottingham - UK
Memandang menembusi jendela tanpa salju di musim sejuk
Sebena-bena nyelah, puisi ni cadang nyelah, nak masuk pertandingan. Tapi, obviously la takkan menang punye sbb geng2 GKLN lagi mantop. Ha, so saya post kat sini jelah. Sajak saya ni pon tahap budak sekola je kikiki
Sila perbaiki dan hantar ke majalah Dewan Siswa.
ReplyDeleteSekian
Aaa!! tidak!! Sasterawan dah komen belog saye.. hahaha!! :D
ReplyDelete